Menilik kembali bahwa persoalan musik tidak hanya perkara musisi yang bermain dan audience yang menonton, melainkan interaksi langsung dari kedua elemen tersebut dalam sebuah pertunjukan, serta yang terbangun setelahnya. Secara sederhana, kita diajak melihat bahwa relasi mereka rekat dan tidak terpisahkan. Terkait relasi penonton dengan idola, pembicaraan pun juga tidak diarahkan pada perihal kesuksesan semata, hal itu sudah barang tentu benar. Namun yang lebih mengasyikan untuk diartikulasikan adalah aktivitas dan relasi seperti apa yang terjalin antara penggemar dan idolanya. Dan apakah itu terlepas dari aktivitas bermusik dari musisi? Sebagai contoh, mengapa para penggemar rela pergi ke gang Potlot untuk bertemu Slank secara langsung entah berjabat tangan hingga minta tanda tangan; mengapa para Kamtis (sebutan untuk penggemar Endank Soekamti) rela datang bahkan menginap di basecapem Endank Soekamti di Baciro; dan yang paling luar biasa, mengapa Wota sedia datang pada acara meet and greet atau membeli kupon untuk handshake bersama idola. Sebuah aktivitas yang tidak memerlukan pengorbanan lebih dari penggemar ke idola mereka. Atas dasar hal tersebutlah sebuah ketertarikan muncul terkait relasi musik dan audience.