(Desain: Rugun Sirait)

Pernahkah Anda mendengar intro lagu pop, lalu berpikir ‘kok kayak intro lagu dangdut’? Pengalaman ini lumayan lucu menurut saya, sehingga hal tersebut saya cuitkan ke platform Twitter. Seorang teman merespons, ‘aku kira aku doang yg mikir gini,’ cuitnya membalas saya. Untunglah, pengalaman ini tidak terlalu personal. Dari situ, saya mencari cuitan-cuitan lain di Twitter dengan kata kunci ‘intro kayak dangdut.’ Pengguna Twitter menyebutkan beberapa judul yang antara lain saya masukkan ke dalam Mixtape ini. Dari cuitan orang-orang, saya menambahkan beberapa lagu yang tidak asing di telinga saya, berupa lagu pop 2000an oleh penyanyi perempuan aliran pop Barat.

Beberapa intro lagu yang saya kumpulkan ini berisi irama piano yang repetitif, alunan perkusi, intro yang ramai, dan cocok jika diselingi seruan ‘O.M. Sera!’, ‘New Arista!’ ataupun ‘Duta Nirwana!’ Dark Horse oleh Katy Perry ini dapat dijadikan contoh, di mana Juicy J menyerukan nama mereka di awal lagu, mirip seperti beberapa penampilan panggung di mana seorang biduan dan nama orkes yang mengiringi disebutkan. We Found Love dimulai dengan iringan organ tunggal yang mengulang enam ketukan, memberi ancang-ancang masuknya Rihanna. Give Life Back to Music-nya Daft Punk dan Misery Business oleh Paramore menyajikan intro ramai yang mengingatkan saya akan penjelasan Lono Simatupang dalam tesisnya mengenai Orkes Melayu atau dangdut tahun 1970an yang “nge-rock.” Pada masa itu, Orkes Melayu (O.M.) Soneta memulai menunjukkan pengaruh ‘elektralisasi’ dan ‘industrialisasi’ dengan menggunakan gitar elektrik dalam lagu-lagu mereka, tidak lama kemudian diikuti oleh Orkes Melayu lainnya.

Rihanna kemudian kembali lagi dengan Man Down yang rilis tahun 2011, intronya sebenarnya sangat reggae. Namun reggae pun tidak luput diadaptasi dalam beberapa lagu dangdut, seperti Sayang yang dipopulerkan oleh Via Vallen toh ada versi dangdutnya. Atau biduan lanang berambut gimbal, Sodiq yang konsisten menyampurkan reggae dalam dangdut. Selanjutnya rangkaian Gwen Stefani dengan 4 in The Morning, Say OK oleh Vanessa Hudgens dan Unfaithful (sekali lagi oleh Rihanna) dimulai dengan piano atau organ tunggal yang repetitif dan menempel di telinga menunggu kedatangan vokal dari ketiga perempuan.

Sementara intro Cool oleh Gwen Stefani dimulai dengan melodi dan perkusi yang tebal dan juga mengulang. Paris Hilton dalam The Stars Are Blind serupa dengan Man Down Rihanna dengan sentuhan reggae, namun Paris Hilton meramaikan intronya dengan perkusi yang masuk bersama dengan melodi lainnya. Dua lagu penutup Coco Jambo oleh Mr. President dan The Sign oleh Ace of Base cukup tenar di akhir tahun ’90an. Kedua grup pop Eropa ini kental dengan lagu-lagu mereka yang sering disebut beraliran Eurodance. Intro-intro mereka masing-masing ini cukup dekat dengan sub-aliran dangdut, yaitu Funkot. Dangdut dengan spektrumnya yang sangat luas, banyak lagu-lagu di atas walau hanya intronya saja cukup mengingatkan saya akan lagu-lagu dangdut. Mungkin tersimpan dalam memori saya secara dalam bentuk potongan-potongan. Bentuk musiknya sendiri yang berubah-ubah, banyak nyomot melodi hingga instrumen dari sana-sini. Salah satu yang tercomot, ya telinga saya. Mixtape bisa dinikmati di sini.[]

Tracklist:

  • Katy Perry – Dark Horse ft. Juicy J
  • Rihanna – We Found Love ft. Calvin Harris
  • Daft Punk – Give Life Back to Music
  • Paramore – Misery Business
  • Rihanna – Man Down
  • Gwen Stefani – 4 In The Morning
  • Vanessa Hudgens – Say OK
  • Rihanna – Unfaithful
  • Gwen Stefani – Cool
  • Paris Hilton – Stars Are Blind
  • Mr. President – Coco Jambo
  • Ace of Base – The Sign