(Ilustrasi: @aberiot)
Lebaran Idul Fitri telah tiba. Biasanya, berita-berita khusus mudik selalu menghiasi media massa setiap tahun. Namun berbeda dengan tahun ini, kanal berita dengan kampanye “di rumah aja”, dan larangan mudik, menggaung dari media televisi, cetak, juga daring. Pengalaman pulang kampung yang setiap tahunnya diglorifikasi, saat ini seolah menjadi hantu yang ditakuti, tentu saja karena kekhawatiran transmisi virus corona dari kota-kota besar menuju daerah.
Sepertinya, pengalaman tidak bisa mudik karena mewabahnya Pandemi Covid-19 bukan spesifik pengalaman milik saya saja, karena banyak sekali teman-teman yang juga tidak bisa mudik— karena keamanan, dan terbatasnya aksesibilitas transportasi yang tersedia. Alhasil, fenomena “tidak pulang kampung” menjadi pengalaman kolektif yang dialami banyak orang baik mereka yang terpaksa harus tetap tinggal di kos, kontrakkan, ataupun rumah di perantauan.
Buat saya, fenomena “tidak mudik” yang menarik bukan hanya mengenai pengalaman berada “di rumah saja” selama masa Pandemi Covid-19, yang menuntut kita untuk berdiam dan mereduksi mobilitas. Buat saya, yang menarik justru melihat perlawanan sehari-hari (everyday resistance) masyarakat dalam menghadapi pandemi ini, terutama di Indonesia, terhadap segala peraturan mudik yang diterapkan pemerintah. Resistensi terhadap restriksi mudik ini muncul dari para pemudik yang galau tidak bisa pulang kampung, maupun mereka yang nekat mudik ke kampung halaman. Selain itu, tarikan dan tegangan mengenai larangan mudik juga datang warga di beberapa wilayah yang berinisiatif menutup desa mereka dari para pemudik— notabene berasal dari kota besar seperti Jakarta— melalui inisiatif penutupan portal desa dan memberlakukan lockdown mandiri.
Maka dari itu, mengamplifikasi tarikan dan tegangan mengenai mudik melalui mixtape menjadi mekanisme bertahan (coping mechanism) dalam menghadapi situasi tanpa mudik ini. Dalam mixtape ini, saya memasukkan tiga lagu yang belakangan sedang banyak beredar di kanal musik streaming, yakni Alm. Didi Kempot – Ojo Mudik, Rhoma Irama – Virus Corona, dan yang tak kalah menarik (dan nampaknya penuh gimmick), tentu saja lagu yang dilansir oleh Pusat Penerangan TNI (Puspen TNI) berjudul Ora Mudik Ora Popo, dinyanyikan oleh Purnawirawan Jenderal Moeldoko dan Wiranto, ditemani beberapa figur politik seperti Dirjen Perhubungan Darat, Ketua Umum Komite Seni Budaya Nasional, dan lain sebagianya. Lagu ini saya masukkan ke dalam mixtape karena buat saya, lagu ini merepresentasikan betapa budaya mudik di era corona pun tak lepas dari soal-soal politik di parlemen. Sisanya, saya memasukkan beberapa lagu yang selaras dengan mood nggak mudik tahun 2020. Akhir kata, selamat lebaran (tanpa mudik)!
[Mixtape] Lebaran (Tanpa Mudik) Telah Tiba
Puspen TNI – Ora Mudik Ora Popo
Didi Kempot – Ojo Mudik
Rhoma Irama – Virus Corona
Grimes – REALiTi
Tame Impala – New Person, Same Old Mistakes
Summer Salt – Time Away From Home
SORE – Lihat
Silakan klik di sini untuk mendengarkan [Mixtape] Lebaran (Tanpa Mudik) Telah Tiba