Saya adalah penggemar lagu-lagu pesta, entah bisa disebut penikmat militan atau biasa-biasa saja. Yang pasti, saya doyan mendengar lagu elektronik nan rancak. Buat saya, musik rave, techno, house, atau funk, selalu seru didengarkan di tengah bar/longue yang (biasanya) berada di ruang tertutup, disorot lampu disko warna-warni yang membuat liuk orang berjoget terlihat dramatis. 

Lagu pengiring pesta semakin menjadi perhatian saya tatkala tahun lalu (2019), saya bertandang ke Adonara, sebuah pulau yang terletak sebelah timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Disanalah saya mengamati bahwasannya pesta— baik pesta adat maupun pesta “joget”— menjadi bagian penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Adonara. Bagaimana tidak, hampir setiap waktu ada pesta di setiap sudut Adonara, mulai dari pesta adat perkawinan, pesta duka (kematian), pesta sambut baru (komuni pertama), hingga pesta merayakan kemenangan tim futsal kampung, dirayakan dengan berpesta. 

Bagi masyarakat Adonara, selalu ada alasan untuk menyelenggarakan pesta. Kali ini, saya tertarik menyorot tentang pesta “joget” yang menjadi gaya hidup yang tumbuh sebagai laku sehari-hari, menubuh di setiap jengkal sendi kehidupan masyarakat Adonara.

Di kawasan perkotaan, musik-musik pesta lebih sering disetel dalam bar/longue/club di ruang tertutup. Bau alkohol dan parfum menguar bercampur aduk, dan perubahan atmosfer ruang yang mencolok ketika berada dalam sebuah bar/longue/club, seolah sedang menunjukkan gaya hidup masyarakat urban secara gamblang, terutama gaya hidup kelas-menengah-atas. Bar/longue/club seperti menjadi ruang yang terpisah sama sekali (altered space) dari situasi yang berada di luar dinding tebalnya; menandai sekat-sekat dan gelembung kelas sosial tertentu (kebanyakan yakni kalangan kelas menengah atas (dan tentu saja, ngehe).

Namun di Adonara, pesta “joget” menjadi hajatan inklusif yang dimiliki oleh semua orang tanpa kecuali, mulai dari mereka yang sudah dewasa, hingga anak-anak usia belia, campur baur dalam suasana gembira. Sementara, orang-orang berusia setengah baya, seringkali hanya duduk menikmati dentum lagu di kursi sembari mengudap panganan. Lucunya, tetangga yang tidak hadir dalam pesta pun, masih berkesempatan mendengarkan dentum lagu dari rumah masing-masing. Sebab, pesta yang diselenggarakan di halaman rumah terbuka itu, disetel dalam volume yang begitu kencang hingga suaranya menembus tirai, jendela, dan dinding-dinding rumah tetangga. 

Pesta dan lelagunya, menembus hingga ruang-ruang paling personal dalam kehidupan masyarakat di Adonara. Sekat-sekat antara situasi “pesta” dan “bukan-pesta” pun, terburai begitu saja.

Pesta “joget” di Adonara, dalam analogi saya, diselenggarakan sebagai semacam after-party setelah melakukan pesta adat yang formal. Biasanya, pesta “joget” diselenggarakan di halaman depan rumah yang berpasir, diteduhi dengan tenda terpal, ditemani kudapan roti, teh, atau kopi panas, kursi , yang disajikan di atas meja, meletak di sudut teras. Tuan rumah menyediakan “spot untuk berjoget” yang ditandai dengan keberadaan seperangkat speaker salon butut sember, yang dentumnya mampu membuat telinga tetangga terusik hingga akhirnya bertamu ke rumah si pemilik hajatan untuk berjoget. 

Jika malam telah tiba, lampu disko warna warni— yang mirip di bar di Prawirotaman atau Bilangan Kemang versi sederhana— dinyalakan untuk memeriahkan suasana. Segera, lampu disko menyorot audiens pesta yang terdiri dari beragam usia, mulai dari usia kanak-kanak, remaja, hingga dewasa, sedang khusyuk berjoget bersama. Semakin malam, musik semakin rancak, seiring dengan jogetan yang membumbungkan debu pasir ke udara malam yang gerah. Rambut berubah kaku kena debu, sementara kaki-kaki yang hanya beralas sandal jepit jadi menghitam, sehingga seusai pesta perlu dicuci segera. 

Lagu-lagu dalam mixtape kali ini adalah daftar lagu favorit yang selalu diputar setiap kali sedang menghadiri pesta warga di Adonara. Biasanya, lagu-lagu ini disetel oleh seorang Musik-Jockey (biasanya pemuda setempat), dengan cara menancap ponsel berisi unduhan musik pesta, ke pengeras suara. Sesekali, sang Musik-Jockey akan membiarkan khalayak yang mulai mabuk untuk melakukan request lagu. Yap, tentu saja, pesta di Adonara tak bisa lepas dari mokhe— minuman memabukkan khas Adonara, sembari terkadang diselingi tegukan tuak dan bir.  

Biasanya, lagu-lagu pesta yang diputar, liriknya berisi seputar perihal kehidupan sehari-hari pada ranah paling subtil. Lagu-lagu tersebut misalnya mengutarakan tentang situasi pesta itu sendiri, perasaan jatuh cinta, patah hati, pekerjaan, mabuk, bahkan kisah tentang kakek-nenek yang giginya sudah ompong, pekerjaan, mabuk, bahkan tidak jarang gamblang bermuatan seksual, misal dalam lagu berjudul Kutukan Mantan . Seluruh lagu tersebut dinyanyikan tanpa mengenal usia, baik oleh anak anak usia belia, remaja, hingga mereka yang sudah dewasa. 

Menariknya, lagu-lagu ini tidak hanya diputar di saat sedang ada hajatan pesta “joget”, tetapi disetel nyaris setiap saat, baik di angkot, pasar, rumah, bahkan kerap sekali disetel melalui pengeras suara di kampung. Karena selalu diputar berulang-ulang, lagu-lagu ini menjadi soundtrack yang menubuh sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari warga di Adonara. Aih, mari kita kasih goyang! []

Mixtape “Goyang Tipis Tapi Tetap Heboh (GT3H)” (link untuk mendengarkan)

•           Sa Te Mabuk – Lembata Hip Hop Comunity 

•           K.S.O_(Kaka Sopir Oto) – Hip Hop Lembata Foundation X Lembata Hip Hop Community Makassar 

•           Pantun Rakat – Kapthenpurek

•           Gemu Fa Mi Re

•           Cinta Beda Agama – Vicky Salamor 

•           Ukur Gutun – Lembata Hip Hop Comunity 

•           Lembata Pesta Macam Pawe – Lembata Hip Hop Comunity 

•           Sampe Talipa Lipa (Mugiwara)

•           Serba Salah x Kasih Slow – New Gvme ft. Putry Pasanea

•           Tuan Muda Agap – Boorcay ft. Tegar’ Ola

•           Tete Nene Ompong (Remix 2019) – DJ Deon

•           Selingkuh Tipis Tipis – DJ Lembata Music Performance

•           Kutukan Mantan

•           Karna Su Sayang – Near ft. Dian Sorowea

•           Mari Sudah E – Blasta Rap Family

•           Gas Rem – Lembata Hip Hop Community Semarang

•           Kaka Enda

•           B.C.L_ Bayar Cape Lelah – Lembata Hip Hop Comunity Makassar 

•           Kaka, Ade Masih Sekolah – Amelia

•           Maju Mundur (Mamu) Narlon – Hip Hop Lembata Foundation

•           Jatuh Cinta Di Pesta

•           MACET (Mabuk Cerewet) – Hip Hop Lembata Foundation