(Desain: @candraniyulis)
Pada tahun 2015, Now Again Records merilis ulang album Africa milik sebuah band asal Zambia bernama Amanaz. Kala itu, ketika melihat tahun aslinya adalah 1975 saya jadi penasaran musik seperti apa yang dihasilkan sebuah band dari Afrika di tahun tersebut. Ditambah lagi Now Again adalah label yang kerap merilis ulang album funk dan psychedelic jempolan milik band-band lawas dari berbagai belahan dunia.
Saya tak menyangka bahwa Africa memiliki lagu-lagu yang begitu menarik. Album itu mengingatkan saya pada sound rock milik The Velvet Underground era Squeeze (1973) dengan dosis funk yang sedikit lebih tinggi serta efek fuzz yang dominan pada melodi gitarnya. Setelah menggali lebih dalam mengenai Amanaz, ternyata mereka merupakan bagian dari sebuah kultur legendaris dalam sejarah musik Zambia.
Dalam banyak literatur, kultur yang mereka bawa biasa disebut dengan istilah Zamrock yaitu akronim dari Zambian Rock. Selain Amanaz beberapa band lain yang menjadi bagiannya adalah WITCH, Ngozi Family, dan Peace. Zamrock hanya membutuhkan kurang dari 10 tahun untuk mencapai masa kejayaan. Sayangnya, tidak lama setelah itu dinasti Zamrock ambruk dan hampir dilupakan sama sekali. Hal tersebut terjadi karena kondisi sosial-politik Zambia di era itu tidak stabil, dan berpengaruh langsung pada kematian kancah ini.
Zamrock tumbuh di sekeliling peristiwa kemerdekaan Zambia pada 1964. Sebelumnya, negara ini diokupasi oleh Inggris selama lebih dari 70 tahun. Ini menyebabkan pengaruh kebudayaan rock tersebar luas di Zambia. Di tahun tersebut banyak sekali band rock lokal muncul, terutama di regional Copperbelt. Hal tersebut didukung oleh berdirinya radio Zambian Broadcasting Service (ZBS), yang sering menyiarkan lagu-lagu dari musisi lokal Zambia.
Musik Zamrock yang menghentak dan bertenaga menjadi latar yang sempurna bagi momen kemerdekaan Zambia. Kala itu, berkat tingginya tingkat produksi tembaga, pendapatan nasional negara ini menjadi salah satu yang tertinggi di benua Afrika. Kesejahteraan, modernitas, dan kesetaraan dengan bangsa ‘barat’ menjadi angan-angan yang begitu dekat bagi masyarakat Zambia.
Kebanggaan menjadi seorang manusia Zambia berkulit gelap juga menjadi tema yang sering diangkat dalam lagu-lagu Zamrock. Salah satu contohnya adalah lagu “Black Power” milik Peace. Liriknya berbunyi, “from the negroes in America, Rhodesians in Rhodesia, South Africans in Africa/34 years for land that is ours, we’ll always come out shouting: Black Power!”.
Lewat karya-karyanya, gerombolan Zamrock dengan cepat menguasai industri musik Zambia. Salah satu band yang paling sukses adalah WITCH, singkatan dari ‘We Intent to Cause Havoc’. Album ketiga mereka yang kental dengan pengaruh psychedelic rock, Lazy Bones, terjual 7000 copy pada minggu pertama setelah dirilis. Selama periode 1972-1977 mereka juga sering melakukan tur, baik di dalam negeri maupun luar negeri seperti Bostwana, Malawi, dan Kenya.
Gaya hidup mereka juga tidak jauh dari stereotip seorang rockstar. “Everbody had groupies,” ujar Emanuel ‘Jagari’ Chanda, mantan vokalis WITCH, kepada situs The Appendix. Selain itu, obat-obatan terlarang dan ganja menjadi substansi yang lazim dikonsumsi.
Pada akhir era 1970an, krisis ekonomi menghantam Zambia karena jatuhnya harga tembaga. Krisis ini ikut menghancurkan para musisi Zamrock. Kondisi tersebut semakin parah dengan munculnya epidemi AIDS yang melanda seantro negeri. Maraknya pembajakan musik dan semakin populernya musik disko di negeri tersebut membuat Zamrock bagai hilang dari permukaan bumi.
Latar belakang historis dari genre ini menjadi hal yang paling menarik bagi saya karena Zamrock muncul dan tumbuh pesat dalam situasi Zambia yang kala itu baru saja merdeka dari koloni Inggris. Selain itu, instabilitas ekonomi Zambia juga tercermin dalam kejatuhan Zamrock yang terjun bebas bersama dengan ambruknya ekonomi negara di Afrika Timur tersebut. Lewat mixtape ini saya menyusun daftar lagu yang bisa menjadi penanda dari era kejayaan Zamrock yang begitu cepat merona namun tidak berumur lama. Mixtape tersebut dapat didengarkan melalui link ini.
WITCH – Lazy Bones
Ngozi Family – Tikondane
Peace – Black Power
Amanaz – Easy Street
Musi-O-Tunya – Mwana Osauka
Cosmos Zani – Poverty
Musi-O-Tunya – Dark Sunrise
Dr. Footswitch - Everyday Has Got A New Dream
Crossbones – Rain & Sunshine
Amanaz – Khala My Friend